Berkembangnya teknologi di era modern saat ini seperti internet dan media sosial memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia khususnya bagi kalangan remaja di lingkungan sekolah. Adanya internet dan media sosial seperti whatsapp, instagram, facebook, twitter, tiktok dan lain sebagainya tentu saja dapat memberikan dampak posistif dan negative bagi kalangan remaja. Banyak para remaja yang kurang bijak dalam menggunakan media sosial dan tanpa pengawasan orang tua sehingga sehingga menimbulkan beberapa penyimpangan seperti cyberbullying.
Menurut survei yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2023, sekitar 40% dari total remaja di Indonesia pernah mengalami cyberbullying. Data ini menunjukkan tingginya kasus intimidasi online di kalangan anak-anak dan remaja di negara ini. Perundungan siber di seluruh dunia. Pada tahun 2018, Ipsos mensurvei orang dewasa di 28 negara, dan menghasilkan salah satu studi berskala terbesar tentang perundungan siber hingga saat ini. Sayangnya, survei ini tidak pernah diulang lagi sejak saat itu, tetapi data lama tetap membuka mata dan informatif.
Secara total 20.793 wawancara dilakukan antara 23 Maret – 6 April 2018, di antara orang dewasa berusia 18-64 tahun di AS dan Kanada, dan orang dewasa berusia 16-64 tahun di semua negara lain.Yang menjadi perhatian khusus adalah Rusia dan Jepang. Di kedua negara tersebut, para orang tua menyatakan tingkat keyakinan yang sangat tinggi bahwa anak-anak mereka tidak mengalami perundungan siber dalam bentuk apa pun. Sementara itu, orang tua di India tetap menjadi yang paling yakin bahwa anak-anak mereka pernah mengalami perundungan siber setidaknya sesekali, dan angka ini terus bertambah dari tahun 2011 hingga 2018. Di seluruh Eropa dan Amerika, tampaknya semakin banyak orang tua yang menyadari pengalaman negatif anak-anak mereka dengan perundungan siber, atau anak-anak mereka semakin sering mengalami serangan semacam itu secara daring.Persentase orang tua yang melaporkan anak mereka menjadi korban perundungan siber.
Hasil Survey 2011-2018
Sumber: https://www. comparitech.com
Berbeda dengan bullying yang terjadi di offline, cyberbullying justru lebih parah. Hal ini karena pada bully offline biasanya yang tahu adalah orang-orang yang melihat secara langsung, namun kalau cyberbullying, semua orang yang online dapat melihatnya. Cyber bullying adalah bentuk perundungan yang terjadi melalui media digital seperti media sosial, pesan instan atau platform online lainnya. Cyberbullying dapat berupa perilaku penghinaan, penyebaran rumor, atau ancaman secara online. Cyberbullying adalah masalah serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang. Dampak cyberbullying bagi korban adalah merasa tertekan, cemas, tidak nyaman, prestasi belajar melemah, dan tidak mau bergaul dengan teman sebaya. Cyberbullying melanggar hak privasi dan kebebasan berekspresi. Berikut beberapa contoh cyberbullying yang sering terjadi:
- Penghinaan dan pelecehan verbal online
Mengirimkan pesan-pesan yang kasar, ancaman, menghina, atau menghujat melalui media sosial, pesan teks atau email.
- Penyebaran rumor atau kabar bohong
Menyebarkan informasi palsu atau tidak akurat tentang seseorang di platform media sosial dengan tujuan merusak reputasi mereka.
- Posting gambar/video yang memalukan
Menyebarluaskan foto/video yang memalukan tanpa izin, dengan tujuan mempermalukan atau merendahkan martabat seseorang.
- Ancaman dan intimidasi
Mengirimkan pesan yang mengancam atau menakut-nakuti seseorang, melalui platform media sosial.
- Pemalsuan identitas
Menggunakan akun palsu untuk menyamar sebagai orang lain dan memposting konten yang merugikan atau memalukan.
- Pengucilan sosial
Secara sengaja mengecualikan seseorang dari kelompok atau percakapan online, dengan tujuan untuk membuat mereka merasa terisolasi.
- Troll dan flame
Membuat komentar/konten provokatif dan menyinggung di media sosial untuk memicu konflik atau mendapatkan reaksi negative.
- Doxxing
Membagikan informasi pribadi seseorang, seperti alamat rumah atau nomor telepon tanpa izin mereka untuk menyebabkan kerugian/ancaman.
- Cyberstalking
Melakukan pemantauan berlebihan seseorang secara online dengan tujuan mengancam mereka.
Semua bentuk cyberbullying jika dibiarkan dapat memberikan dampak yang serius terhadap kesehatan mental. Cyberbullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk secara emosional dan psikologis pada korban-korbannya. Maka dari itu kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi cyberbullying. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil oleh korban untuk mengatasi cyberbullying:
- Dokumentasikan peristiwa
Simpan semua bukti cyberbullying, seperti screenshoot pesan atau postingan yang mengancam. Ini bisa berguna jika anda melaporkan kepada pihak yang berwajib.
- Hindari membalas cyberbullying
Hindari membalas dengan komentar atau pesan yang memprovokatif, karena ini dapat memperburuk situasi.
- Gunakan fitur privasi
Atur pengaturan privasi di media sosial untuk membatasi siapa saja yang dapat melihat dan berinteraksi dengan konten anda.
- Laporkan cyberbullying kepada pihak yang berwajib
Korban perlu mengambil Tindakan yang lebih tegas terhadap pelaku cyberbullying untuk memberikan efek jera dan mencegah kejadian serupa di masa depan
- Blokir pengganggu
Gunakan fitur blokir atau mute untuk menghindari interaksi lebih lanjut dengan pelaku cyberbullying.
Selain langkah-langkah diatas pendidikan dan edukasi memiliki peran penting dalam mencegah gangguan mental pada masyarakat. Edukasi membantu masyarakat memahami apa itu cyberbullying, bagaimana cyberbullying terjadi, dan apa dampaknya. Kesadaran ini penting untuk mengidentifikasi dan mencegah perilaku cyberbullying. Melalui edukasi juga dapat mengajarkan keterampilan digital yang baik, seperti cara mengatur privasi online, melaporkan perilaku yang tidak pantas, dan bagaimana berinteraksi denga naman di platform digital. edukasi dapat memberikan panduan tentang langkah-langkah yang harus diambil jika seseorang menjadi korban cyberbullying, termasuk cara melaporkan, mencari dukungan dan mengelola dampak emosional. Sebaiknya edukasi melibatkan banyak pihak, edukasi yang melibatkan remaja, orang tua dan pihak berwenang sehingga lebih efektif dalam mencegah dan mengatasi cyberbullying. Edukasi yang efektif dapat membantu membangun masyarakat yang lebih aman dan suportif, baik di lingkungan sekitar maupun di dunia digital.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan cyberbullying pada remaja jika dibiarkan akan menjadi kasus yang semakin mengkhawatirkan. Selain memberikan dampak negative pada korban, tetapi juga memberi dampak negative pada pelaku. Upaya yang perlu kita lakukan yaitu melakukan pembatasan penggunaan media sosial, tidak menyebarkan berita hoaks, berfikir sebelum bertindak dan tidak mudah tersulut emosi. Lalu untuk para pendidik atau guru diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai bahaya cyberbullying. Pendidik harus memberikan informasi yang jelas mengenai dampak, faktor penyebab, maupun strategi untuk mengatasi cyberbullying. Sedangkan orangtua sebaiknya selalu memantau perkembangan dan memberikan pemahaman kepada anak dalam bermedia sosial. (Hazel,Tyas,Tinah,Sultan, Fazliy)